Bagaimana Cara
Melakukannya ?
Dari
1519 jenis aset kripto yang ada saat ini, berapa porsi yang paling tepat untuk
divesikasinya ?
Mana
yang lebih penting ?
Saat
ini telah tersedia sekitar 1,500 jenis kripto yang dapat dipilih saat membangun
portofolio untuk investasi kripto. Kita memiliki pilihan antara mata uang
kripto lama seperti Bitcoin (BTC) dan Litecoin (LTC), kripto dalam platform
Smart Contracts, token utilitas, kripto full anonimized, serta tokenized
securities seperti Tizzero milik Overstock. Agar tak salah arah, kita akan
belajar bagaimana cara diversifikasi trading kripto dengan tepat di artikel
ini.
Terlalu banyak pilihan instrumen di pasar
kripto kadang membuat investor kesulitan, terutama pendatang baru di dunia
kripto. Sehingga, timbul rasa bingung dalam memilih kombinasi aset untuk
portofolio investasi. Secara keseluruhan, ada 3 cara mengatur diversifikasi
trading kripto, agar investasi Anda bisa sesuai dengan kebutuhan dan
preferensi risiko Anda sebagai seorang investor.
1.
Gunakan
50%-60% Untuk 2 Kripto Utama Ini
Tentu
saja kepemilikan terbesar dalam portofolio aset digital Anda harus didominasi
oleh paling tidak 2 kripto utama; bisa Anda pilih dari 10 ranking terbesar
menurut valuasi pasarnya di Coinmarketcap. Contohnya adalah Bitcoin (BTC)
dan Ethereum (ETH) yang menempati urutan 1 dan 2 dalam
ranking kripto menurut kepopuleran dan valuasi pasarnya. Dalam mengatur
diversifikasi trading kripto, dua aset ini harus menguasai 50% hingga 60%
bagian dari portofolio kripto Anda.
Bitcoin
(BTC) dan Ethereum (ETH) merupakan 2 kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi
pasar. Keduanya telah menetapkan diri mereka sebagai 2 aset digital paling
berharga di pasar sampai saat ini. Itulah sebabnya, kedua kripto ini menerima
sebagian besar arus masuk investor baru di pasar aset digital. Apalagi,
berbagai prediksi yang dibuat oleh para analis profesional mengatakan bahwa
tren keduanya masih akan terus naik di tahun 2018.
Selain
itu, dibandingkan dengan Altcoin dengan kapitalisasi pasar yang lebih kecil,
BTC dan ETH memiliki volatilitas yang lebih rendah dan stabil. Sehingga, Anda
bisa meminimalisir risiko dalam portofolio aset kripto.
Saat
ini banyak pendatang baru di ruang investasi kripto sangat ingin menemukan
"Bitcoin berikutnya". Hal ini bisa dilihat dari gencarnya Altcoin
yang terus bermunculan. Dari fenomena ini, banyak juga yang ingin mendapatkan
pertumbuhan investasi secara instan, dengan gambling memiliih
Altcoin secara acak saat melakukan diversifikasi trading kripto. Mereka tidak
mempedulikan fungsi dan manfaat yang diberikan oleh instrumen tersebut.
Pada
kenyataannya, Bitcoin dan Ethereum masih merupakan pemain yang hebat dalam 12
bulan terakhir, dan memiliki posisi yang sangat baik sampai hari ini. Bitcoin
(BTC) dikenal sebagai pelopor untuk teknologi Blockchain, sehingga tentu saja
nilainya masih akan tetap tumbuh seiring dengan pertumbuhan adopsi teknologi
Blockchain secara mainstream.
Hal
yang sama juga berlaku untuk Ethereum (ETH). Platform ETH telah menerima banyak
daya tarik dari sektor publik maupun swasta dan merupakan teknologi berkembang
yang paling populer. Bisa Anda lihat di Coinmarket, bahwa 18 dari 20 token
teratas menggunakan teknologi ERC20 yang digagas oleh Blockchain Ethereum. Oleh
karena itu, di samping Bitcoin, Ethereum wajib menjadi bagian integral dari
proses diversifikasi trading kripto Anda.
Sedangkan
dalam pembagian porsi kepemilikan Bitcoin dan Ethereum harus sesuai dengan
keyakinan dan preferensi resiko Anda. Umumnya, Bitcoin berbobot lebih banyak
daripada Ethereum.
2.
Porsi
30% Hingga 40% Untuk Kripto Peringkat Menengah
Selanjutnya, diversifikasi Portofolio
Investasi Aset Digital Anda akan dibagi dengan kepemilikan Altcoins paling
menjanjikan dari 25 kripto teratas, yang diperingkat berdasarkan popularitas
dan pangsa pasarnya. Anda dapat memilih dari Ripple (XRP),
Litecoin (LTC), Dash (DASH), NEM (XEM), IOTA (MIOTA)
dan lain-lain. Sekitar 30% hingga 40% dalam portofolio investasi Anda
harus digunakan untuk Altcoins ini.
Top 25 Altcoins telah berhasil membuktikan
dirinya sebagai kripto dengan masa depan yang berpotensi cerah. Namun dalam
melakukan diversifikasi trading kripto, sebaiknya tetaplah berhati-hati, karena
golongan ini memiliki volatilitas yang lebih tinggi daripada Bitcoin dan
Ethereum.
Kenapa memilih kripto-kripto dalam 25 ranking
teratas? Sebab, kripto-kripto inilah yang akan sering dilirik institusi
finansial dan Hedge Fund Manager sebagai instrumen dengan ROI tinggi, daripada
instrumen investasi lain seperti Forex, Saham, Bursa Efek, maupun Bitcoin.
Altcoins secara umum dianggap masih kurang matang dan masih dalam perjalanan
untuk mencapai puncak tujuan mereka. Sehingga, potensi maksimalnya belum
terpenuhi dan masih bisa dimanfaatkan untuk mengambil keuntungan dengan
strategi beli di harga rendah.
3.
Sisakan
10% Untuk Token ICO dan Altcoins Minor
Setelah membuat ruang untuk kripto utama dan
Altcoins yang menjanjikan dalam diversifikasi trading kripto, Anda bisa mendedikasikan
sebagian kecil portofolio (sekitar 10%) untuk token ICO yang baru saja
diterbitkan. Dengan catatan, Anda sudah mempelajari seluk beluk token ICO, baik
fungsi, manfaat, serta risikonya. Dengan demikian, Anda bisa yakin bahwa token
itu memiliki potensi tinggi untuk berhasil menarik perhatian pasar.
Kripto yang berasal dari token ICO sangat
mudah berubah dan sangat berisiko. Namun, mereka juga memiliki potensi untuk
naik beberapa ribu persen hanya dalam beberapa bulan. Contoh kripto dari token ICO
yang sudah menghasilkan pertumbuhan besar adalah TaaS (TAAS), Iconomi (ICN),
TenX (PAY), Gnosis (GNO), dan masih banyak yang lainnya.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Deloitte
mengungkapkan, "Hanya 8% proyek Blockchain yang diluncurkan di GitHubyang
masih aktif dan berjalan hingga saat ini". Prosentase hasil studi tersebut
dengan jelas menunjukkan risiko pembelian token digital dari proyek Blockchain
yang baru diluncurkan. Apalagi, saat ini sudah banyak sekali scamberkedok
ICO yang bisa membawa lari seluruh dana investasi Anda. Usut punya usut,
hal inilah yang sampai saat ini masih menyebabkan sebagian
besar ICO gagal. Oleh karena itu, paparan jenis kripto ini harus
benar-benar dibatasi di level 10% dalam diversifikasi trading kripto
Anda.
Diversifikasi Trading Kripto Tidak
Memiliki Bobot Pertimbangan Yang Kaku
Bobot yang tepat dari persentase aset kripto
Anda sebenarnya bersifat fleksibel. Porsi di atas hanya menjadi saran yang bisa
Anda pertimbangkan saat berencana melakukan diversifikasi trading kripto.
Dengan demikian, Anda bisa mendapat pengukuran ideal untuk memanfaatkan potensi
di semua jenis mata uang kripto, apakah itu mata uang utama seperti Bitcoin dan
Ethereum, Altcoins Utama, ataupun token baru.
Apapun aturannya nanti, selalu utamakan
pertimbangan yang dititikberatkan pada eberapa besar toleransi risiko Anda
sebagai investor. Jangan melakukan diverisikasi trading kripto yang risikonya
lebih besar dari kemampuan modal Anda. Bagaimanapun juga, aset kripto memiliki
volatilitas tinggi dan arus pergerakan yang besar. Dinamikanya pun cenderung
sensitif terhadap berita pasar, terutama yang berkaitan dengan regulasi
pemerintah negara-negara di dunia.
Jika Anda dapat menangani fluktuasi nilai
portofolio 30% hingga 50% dalam seminggu, maka Anda dapat meningkatkan
kepemilikan Altcoins. Jika Anda memilih portofolio yang konsepnya berfokus pada
perlindungan risiko, maka prosentase kepemilikan Bitcoin dan Ethereum harus
lebih besar daripada Altcoins dan Token.
Anda Belum punya bitcoin ?
Ayo
segera buat gratis rekening bitcoin diexchanger ini, dan dapatkan Bitcoin gratis setiap jam Disitus ini serta
Dogecoin gratis Disitus ini.